Al-Izzah Sekolah Inklusi di Purwokerto: Mengatasi Tantangan dan Keberhasilan dalam Melayani Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Lingkungan Belajar yang Terpadu
ABK (Aku Berarti Karenamu)
Aldita, S.Psi, S.Pd
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.”(HR. Ahmad)
Kita menyadari bahwa murid di dalam satu kelas memiliki karakteristik yang bervariasi. Tiap anak itu unik, sehingga memiliki kemampuan, minat, dan latar belakang berbeda satu sama lain. Guru memiliki peran sebagai mu’alim, mudarris, murabbi dan mu’adib. Secara terminologi mudarris adalah orang yang memiliki kepekaan intelektual dan informasi, serta memperbaharui pengetahuan dan keahliannya secara berkelanjutan, dan berusaha mencerdaskan peserta didiknya, serta melatih keterampilan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya. Berdasarkan pengertian tersebut, terlihat bahwa mudarris adalah orang yang mengajarkan suatu ilmu kepada orang lain dengan metode-metode tertentu dalam membangkitkan usaha peserta didik agar sadar dalam upaya meningkatkan potensinya.
Dalam bahasa yang lebih ringkas mudarris adalah orang yang dipercayakan sebagai guru dalam upaya membelajarkan peserta didik. Sedangkan murabbi (guru sejatinya bertanggung jawab penuh dalam mendidik, mengasuh, memelihara dan menanamkan ilmu buat muridnya) dan mu’adib (seorang pendidik yang bertugas untuk menciptakan suasana belajar yang dapat menggerakkan peserta didik untuk berprilaku atau beradab sesuai dengan norma-norma, tata susila, dan sopan santun yang berlaku dalam masyarakat). Selain itu kita sebagai guru juga harus mampu menjadi seorang mursyid berkedudukan sebagai pemimpin, penunjuk jalan, pengarah, bagi peserta didiknya agar ia memperoleh jalan yang lurus. Disini kita harus mampu menuntun murid sesuai kodrat alam (berbasis fitrah) dan kodrat zaman sehingga menjadi pribadi yang unggul secara akademik dan non akademik (berakhlak mulia).
Tugas guru adalah membantu semua murid dengan berbagai karakteristik tersebut menguasai kompetensi yang sudah ditetapkan. Salah satu upaya yang dapat kita lakukan sebagai guru untuk mengakomodasi perbedaan kemampuan dan minat murid dalam belajar adalah menyelenggarakan pembelajaran yang berdiferensiasi yang berpihak pada murid. Hal ini sesuai dan mendukung visi dan misi sekolah kami SD Islam Al Izzah Purwokerto.
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) UU N0. 20/2003 Sisdiknas, dapat dimaknai sebagai anak yang karena kondisi fisik, emosional, mental, sosial, dan atau memiliki kecerdasan atau bakat istimewa memerlukan bantuan khusus dalam pembelajaran.
Berdasarkan masa kemunculan, ada 3 jenis penyebab :
- prenatal
- perinatal
- postnatal
Berdasarkan agen pembawanya ada 2 jenis : bawaan dan dapatan (infeksi, penyakit tertentu, lingkungan, dst). Sedangkan layanan pendidikannya berupa :
- Segregasi
- Integrasi
- Inklusif
Adapun beberapa jenis anak berkebutuhan khusus (ABK), yaitu
- learning disabilities (kesulitan belajar) atau specific learning disabilities (kesulitan belajar khusus),
- berhubungan dengan perkembangan : gangguan perhatian, ingatan, motorik, persepsi, berbahasa, dan berpikir.
- ADHD, ADD, Syndrome asperger, dan lain-lain, serta
- berhubungan dengan akademik : kesulitan membaca, menulis, dan berhitung.
SD Islam Al Izzah Purwokerto memiliki beberapa program inklusif, yaitu :
- Kelas bersama,
- Belajar di rumah teman,
- Life skill atau pengembangan diri,
- Home visit,
- Outing class,
- Parent’s Support,
- Pendampingan,
- Pembinaan GPK (Guru pendamping Khusus) atau aide teacher,
- PPI (Program Pembelajaran Individual),
- Konsultasi,
- Mengundang tokoh dan bekerja sama dengan pakar lainnya (Biro Psikologi, psikolog, terapis, dokter, dan lain-lain).
Program tersebut juga dikuatkan adanya diary activity, buku penghubung, dan laporan perkembangan secara akademik dan non akademik. Karena tiap anak adalah bintang dan unik sehingga berkembang sesuai dengan potensi yang Allah anugerahkan masing-masing anak. Tentu hal ini senada dengan tujuan Kurikulum Merdeka. Sehingga, pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat anak-anak.