Sebagai Rumah Kedua, Wujudkan Ruang Kelas Ideal
SD Islam Al Izzah Purwokerto terus berupaya meningkatkan kualitas kelas bagi siswa dengan meng-upgrade gurunya melalui Workshop Classroom Manajemen bersama Drs. Miftahul Jinan, M.Pd.I. dan Ustadz M. Yusuf, S.Pd.I. dari Griya Parenting Indonesia. Workshop berlangsung selama dua hari, 13 – 14 Januari 2024. Banyak pengetahuan baru yang disampaikan oleh beliau mengenai pengelolaan kelas. Kegiatan Workshop Classroom Manajemen berlangsung dari pagi sampai sore. Cara penyampaian beliau yang seru, aktif, kreatif, atraktif, serta banyak menggunakan perumpamaan lewat cerita dan praktik secara langsung. Sehingga peserta tidak merasa bosan atau mengantuk, mereka mengikuti semua kegiatan dengan penuh antusias.
Ustadz Drs. Miftahul Jinan, M.Pd.I. mengawali workshop dengan membagi peserta menjadi dua kelompok besar, untuk bermain lempar tangkap bola. Pada awalnya, banyak peserta yang kesulitan menangkap bola dengan tepat. Ritme permainannya juga terburu-buru sehingga hasilnya tidak maksimal. Baru kemudian beliau mengajak peserta evaluasi diri. Ternyata masalahnya satu, ketika melempar bola, peserta tak memperhatikan kesiapan teman yang akan menerima bolanya. Sehingga, bola tersebut tidak bisa ditangkap dengan baik. Percobaan selanjutnya, peserta mulai santai. Orang yang akan melempar, menunggu kesiapan orang yang akan dilemparinya bola. Ketika sang penerima menunjukkan kesiapan, maka barulah ia melemparkan bola. Hasilnya tentu saja berbeda dengan percobaan sebelumnya, tak ada satupun bola yang jatuh. Semua bisa ditangkap dengan tepat karena sang penerima dan pelempar sama-sama siap dan fokus. “Bola ini sama dengan materi yang guru ajarkan pada siswa” ungkap beliau. Sebuah kalimat yang menjadi renungan bagi kami. Sebab, seringkali kami memberikan materi pelajaran dengan melupakan kesiapan anak, sehingga hasil yang dicapai tidak sesuai harapan. Menurut guru sudah siap, namun belum tentu siap bagi anak. Maka dari itu, dalam sebuah pembelajaran penting untuk mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang. Tidak hanya mengenai materi pembelajaran, namun juga cara penyampaian materi tersebut disesuaikan dengan kapasitas dan karakteristik anak.
Kemudian beliau membagi peserta menjadi beberapa kelompok lebih kecil. Beliau mengajak semua peserta untuk membayangkan ruang kelas yang diimpikannya selama ini. Kemudian peserta diminta untuk menuliskan mimpi tersebut. Kelas impian yang selalu dirindukan. Kelas impian yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat kegiatan belajar mengajar, namun juga tempat dan sarana belajar banyak hal lainnya. Diantaranya sebagai tempat untuk membangun mimpi, problem solving, membangun karakter, tempat berbagi, berkarya, serta kelas sebagai dunia kecil anak dalam kehidupan bersosial. Semua peserta sangat antusias untuk menuliskan ruang kelas impiannya tersebut.
Fungsi kelas tersebut dapat tercapai melalui berbagai kegiatan yang diciptakan. Setiap kegiatan perlu dibuat prosedur dan peraturan. Dari peraturan dan prosedur, anak akan belajar tentang tanggungjawab, disiplin, kerjasama, dan peduli sesama. Beliau memaparkan setidaknya ada 4 point, yaitu kebersihan dan kerapian, ketertiban dan kenyamanan, interaksi di kelas, dan partisipasi siswa. Peraturan dan prosedur bisa diterapkan dalam banyak kegiatan. Tak hanya saat pelajaran, namun juga bisa mengenai prosedur pulang sekolah, datang terlambat, izin keluar kelas, piket makan siang, dan masih banyak lagi. Peraturan dan prosedur hendaknya dibuat dengan kalimat yang singkat, jelas dan mudah dipahami.
Bagi seorang guru, tentu seringkali menemukan sebuah barang milik siswa yang tergeletak dilantai, dimeja, atau ditempat yang tidak semestinya. Dalam hal ini beliau membahas hal-hal kecil, yaitu identifikasi peralatan kelas, dan peralatan pribadi dengan cara labeling. Dengan demikian, sang anak akan merasa memiliki. Selain itu, dengan memberi label nama pada barang juga mengantisipasi kehilangan barang atau tertukar dengan temannya. Beliau juga menganjurkan guru untuk menyediakan kota ‘Lost and Found’. Kotak tersebut digunakan untuk menyimpan barang temuan di kelas, sehingga jika ada anak yang kehilangan barang bisa mencarinya di kotak tersebut.
Kebiasaan baik yang dilakukan setiap hari akan membentuk karakter yang baik pula. Sebuah amanah besar bagi guru untuk membimbing anak didiknya. Membentuk karakter dan akhlak baik pada diri mereka. Menjadi guru yang kreatif dan inovatif untuk kelas impian. Namun, tugas besar ini tak hanya milik seorang guru. Mari bapak/ibu walimurid, kita bekerjasama membimbing anak-anak kita. Menjadi contoh baik bagi mereka. Menanamkan nilai-nilai kedisiplinan, kemandirian, tanggungjawab, sopan santun lewat kebiasaan sehari-hari.